Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SANKSI FIFA: Cerita Mengenaskan Bung Towel

Kegaduhan sepakbola Tanah Air meninggalkan cerita mengenaskan di kalangan industri mulai dari pemain, pelatih, perangkat pertandingan hingga generasi muda yang impiannya hancur lantaran gagal bertanding.
Ilustrasi/
Ilustrasi/

Bisnis.com, JAKARTA- Kegaduhan sepakbola Tanah Air meninggalkan cerita mengenaskan di kalangan industri mulai dari pemain, pelatih, perangkat pertandingan hingga generasi muda yang impiannya hancur lantaran gagal bertanding.

Direktur Kompetisi PSSI Tommy Welly menceritakan bahwa gelombang keempat kursus kepelatihan berlisensi C AFC diglar pada 1 Juni 2015 di Sawangan selama 13 hari. Pada waktu itu sebanyak 21 pelatih berasal dari seluruh Indonesia sudah hadir di lokasi.

Sehari menjelang dimulai kursus, 30 Mei 2015 FIFA melayangkan sanksi kepada PSSI bahwa hak-hak anggota dicabut karena pemerintah melakukan intervensi dengan pembekuan organisasi sepakbola itu. Alhasil kusrus kepelatihan terpaksa ditutup karena tidak bisa melaksanakan.

"Sudah pada datang pelatih dari seluruh Indonesia jumlahnya 21 orang tapi tanggal 1 Juni dibuka, PSSI terpaksa di-closing karena tidak bisa melaksanakan ini, efek terhadap sanksi FIFA," kata pria yang akrab disapa bung Towel ini seusai diskusi di Cikini Jakarta, Sabtu (6/6/2015).

PSSI tahun ini punya delapan gelombang kursus kepelatihan lisensi C AFC, dua kali kursus lisensi B AFC dan satu kali kursus lisensi A AFC. Adapun kursus lisensi C AFC sudah dilaksanakan sebanyak tiga kali.

Selain itu program Tim Nasional Indonesia banyak yang berantakan. Timnas Senior tidak bisa ikut kualifikasi Piala Dunia dan kualifikasi Piala Asia. Begitu juga dengan Timnas U-16 dan Timnas U-19 tidak bisa ikut dalam ajang internasional.

Towel bercerita sejak pertengahan tahun 2014 pelatih Fachri Huzaini mengasuh kelompok U-19 dan U-19 dengan harapan bisa bertanding tahun ini. Pemain bola usia antara 14-18 tahun sudah masuk pelatnas di Sawangan, masuk dua bulan dan kelua dua minggu balik lagi.

"Tujuannya Juli-Agustus mereka main di Solo, yang U-16 main Agustus September di Sidoarjo pertandingan sebagai tuan rumah. Karena sanksi kita tidak bisa main," ujarnya.

Impian sejak masuk Pelatnas, pemain muda bermain mengenakan kostum garuda. Tapi apa daya satu bulan menjelang pertandingan mimpinya dirampas. Sanksi FIFA menggagalkan semuanya.

"Mereka pulang beresin barang-barangnya dari pelatnas Sawangan, masukin ke tas lalu pulang ke rumahnya, kecuali kalian tega, kalian sadis kalau lihat itu kalian tega," ujar Towel.

Dengan sanksi ini pula, biaya yang terbuang untuk skala internasional pun sia-sia. Towel berharap kegaduhan ini segera brakhir. Kuncinya, PSSI sangat berharap pemerintah lewat Menpora mencabut surat pembekuan itu karena hanya itu syaratnya.

"Sejak peringatan FIFA tanggal 4 Mei cuma itu, pemerintah Indonesia tolong cabut deadline nya tanggal 29 berbarengan kongres kami, cabut pembekuan itu karena itu intervensi. Kalau sekarang pemerintah lewat menpora masih memberdayakan tim transisi artinya tidak ada itikad baik karena tim transisi yang dibentuk menpora produk daru SK pembekuan itu," tutur Towel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper