Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Redam Tuntutan Hukum, FIFA Suap Asosiasi Sepak Bola Irlandia

Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) ternyata membayar Asosiasi Sepak Bola Irlandia (FAI) sebesar lima juta euro atau setara dengan Rp74,5 miliar demi menghentikan sebuah tuntutan hukum.
Markas FIFA di Zurich, Swiss/Reuters-Arnd Wiegmann
Markas FIFA di Zurich, Swiss/Reuters-Arnd Wiegmann

Bisnis.com, JAKARTA - Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) ternyata membayar Asosiasi Sepak Bola Irlandia (FAI) sebesar lima juta euro atau setara dengan Rp74,5 miliar demi menghentikan sebuah tuntutan hukum.

Tindakan menyuap FAI tersebut dilakukan setelah tim nasional negara itu kalah dari Prancis dalam laga playoff kualifikasi Piala Dunia 2009.

Direktur Eksekutif FAI, John Delaney menyatakan pihaknya punya alasan kuat untuk menuntut FIFA lantaran timnas Irlandia dirugikan oleh keputusan wasit dan tersingkir dari babak kualifikasi. Akibatnya, tim tersebut tidak bisa berlaga dalam putaran final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan (Afsel).

Saat itu wasit mensahkan gol William Gallas yang membawa Prancis menang dengan skor agregat 2-1 sekaligus membawa tim Prancis ke Afsel.

Padahal, gol tersebut diciptakan setelah penyerang timnas Prancis, Thierry Henry sengaja memegang bola sebagimana diktuip BBC.co.uk, Jumat (5/6/2015).

Belakangan, beberapa saat setelah laga berakhir, Henry mengakui kesengajaannya. Akan tetapi, ketika FAI berupaya membawa kasus ini ke ranah hukum, FIFA menghentikannya.

Akhirnya, menurut Delaney, FIFA sepakat membayar FAI sebesar lima juta euro setelah Presiden FIFA Sepp Blatter juga menolak memasukkan Irlandia sebagai tim ke-33 dalam ajang Piala Dunia di Afsel.

“Kami merasa punya kasus hukum yang kuat melawan FIFA terkait dengan bagaimana laga playoff Piala Dunia dan handball Henry merugikan kami,” ujarnya.

Delaney menjabat direktur eksekutif FAI sejak 2005. Dengan demikian, dia terlibat dalam kesepakatan dengan FIFA saat keberatan atas hasil pertandingan melawan timnas Prancis diajukan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Yusran Yunus
Sumber : BBC.co.uk
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper