Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JK: Ini Bedanya Rampungkan Masalah FIFA dan PSSI

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyesalkan terjadinya penangkapan pejabat tinggi Federasi Sepak Bola Dunia FIFA atas tuduhan pemerasan, penipuan, dan pencucian uang dalam kurun hingga 24 tahun.
Wapres Jusuf Kalla (kedua kiri) didampingi Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo (kanan), Ketua Dewan Kehormatan PSSI Agum Gumelar (kedua kanan), dan Wakil Ketua Umum PSSI hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Surabaya Hinca Panjaitan (kiri) memberikan keterangan pers seusai pertemuan tertutup membahas kisruh Kemenpora-PSSI di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (25/5)/Antara
Wapres Jusuf Kalla (kedua kiri) didampingi Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo (kanan), Ketua Dewan Kehormatan PSSI Agum Gumelar (kedua kanan), dan Wakil Ketua Umum PSSI hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Surabaya Hinca Panjaitan (kiri) memberikan keterangan pers seusai pertemuan tertutup membahas kisruh Kemenpora-PSSI di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (25/5)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla menyesalkan terjadinya penangkapan pejabat tinggi Federasi Sepak Bola Dunia FIFA atas tuduhan pemerasan, penipuan, dan pencucian uang dalam kurun hingga 24 tahun.

Kalla berpendapat, tindakan hukum tersebut merupakan langkah yang baik untuk memperbaiki dunia olah raga dunia yang identik dengan prinsip sportif dan jujur.

“Ya tentu kita menyesalkan kejadian itu [penangkapan pejabat FIFA]. Itu langkah yang baik, prinsip olah raga kan sportif dan jujur,”ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Kamis(28/5/2015).

Tindak kejahatan terutama terkait materi, menurut dia, harus mendapat tindakan keras agar mendorong dunia sepak bola lebih baik ke depan.

Dalam pernyataannya, Kalla juga menyindir pemangku kepentingan dunia sepak bola nasional dan memaparkan perbedaannya dengan organisasi sepak bola di dunia dalam menyelesaikan persoalan.

“Kalau FIFA yang diambil tindakan itu orang yang berbuat [kejahatan]. Memang sedikit berbeda dengan Indonesia, yang diambil tindakan mestinya orang yang salah bukan PSSI [Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia],”katanya.

Dengan membekukan organisasi sepak bola secara keseluruhan, menurut dia, hanya akan menghentikan kegiatan dan masa depan olah raga nasional dan tidak menyelesaikan persoalan sesungguhnya.

“Kalau FIFA kan yang ditangkap orang yang bersalah, bukan FIFA yang dibekukan sehingga sepak bola tetap jalan,”tuturnya.

Untuk itu, pemangku kepentingan harus memperbaiki industri sepak bola nasional agar olah raga sejuta umat itu tetap berjalan.

Sebelumnya, enam pejabat papan atas persepakbolaan mondial, termasuk dua wakil presiden badan sepak bola dunia FIFA ditangkap polisi Swiss pada Rabu (27/5/2015) dan ditahan untuk selanjutkan akan diekstradisi ke Amerika Serikat.

Kantor Pengadilan Federal Swiss (FOJ) menyatakan para pejabat itu dicurigai mendapat bayaran atau menerima suap dengan total jutaan dolar.

Dalam perkembangan selanjutnya, Jaksa Penuntut AS menuduh sejumlah pejabat FIFA melakukan pemerasan, penipuan, dan pencucian uang dalam periode waktu selama 24 tahun. Nilai materi hasil kejahatan tersebut diperkirakan mencapai lebih dari US$150 juta atau sekitar Rp1,9 triliun mulai 1991.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lavinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper