Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Perempuan Hebat yang Membongkar Noda Hitam FIFA

Hanya beberapa pekan setelah menjabat Jaksa Agung Amerika Serikat, Loretta Lynch mengeluarkan sengatan maut kepada FIFA. Sedikitnya tujuh orang pejabat badan sepak bola dunia itu ditangkap karena diduga korupsi atau menerima suap.
Jaksa Agung Amerika Serikat Loretta Lynch memberi penjelasan dalam konferensi pers di New York pada Rabu malam WIB (27/5/2015) terkait dengan penangkapan sedikitnya tujuh pejabat FIFA dengan dugaan suap atau korupsi/Reuters-Shannon Stapleton
Jaksa Agung Amerika Serikat Loretta Lynch memberi penjelasan dalam konferensi pers di New York pada Rabu malam WIB (27/5/2015) terkait dengan penangkapan sedikitnya tujuh pejabat FIFA dengan dugaan suap atau korupsi/Reuters-Shannon Stapleton

Bisnis.com, JAKARTA - Hanya beberapa pekan setelah menjabat Jaksa Agung Amerika Serikat, Loretta Lynch mengeluarkan sengatan maut kepada Federation Internationale de Football Association (FIFA).

Dia mengumumkan dakwaan korupsi kepada 14 orang termasuk sembilan pejabat sepak bola. Lynch telah menindaklanjuti penyelidikan yang memang sudah dirintisnya sebagai jaksa AS agresif tanpa kompromi di New York.

Saat dengar pendapat bagi pemastian jabatannya di Senat akhir April lalu, Lynch bersumpah untuk memburu para penjahat kerah putih dengan mengatakan tak ada seorang pun yang berada di atas hukum.

Dia membuktikan kata-katanya ini Rabu (27/5/2015) di Zurich, Swiss, dengan penangkapan sedikitnya tujuh orang pejabat level atas di FIFA yang diduga melakukan perbuatan melanggar hukum yang menimbulkan ‘noda hitam’ di tibuh badan sepak bola dunia tersebut.

AS berkepentingan terhadap penanganan kasus dugaan korupsi atau suap di tubuh FIFA karena persekongkolan jahat tersebut disepakati di AS dan proses pentransferan danan hitam itu dilakukan melalui bank-bank AS.

"Dakwaan menyangkakan korupsi (oleh para pejabat FIFA) itu adalah merajelala, sistemik dan mengakar baik di luar maupun di dalam negeri Amerika Serikat," kata Lynch.

Lynch, 55 tahun, dijuluki campuran ‘baja dan beludru’ oleh Senator Demokrat Diane Feinstein.

Saat menunjuk Lynch November tahun lalu, Presiden Barack Obama mengatakan dia akan menerapkan pengalamannya sebagai jaksa yang tangguh, independen, dan sangat dihormati.

Dia adalah perempuan Afro Amerika pertama yang menempati posisi jaksa agung, dan menggantikan Eric Holder, orang kulit hitam pertama yang memangku jabatan itu.

Sebagai jaksa penuntut di New York, Lynch sudah terkenal sebagai penuntut yang gigih yang membuat para mafia dan tersangka teroris dipenjarakan. Dia sedang berjuang membela hak-hak sipil dan menuntut para penjahat kerah putih di Wall Street.

Namun mengejutkan dia malah memburu FIFA di luar negerinya sendiri di mana sepak bola kalah populer dari bola basket atau American football.

Namun sebelum menjabat Jaksa Agung, Lynch sudah bertugas sebagai jaksa penuntut distrik timur New York dan menangani banyak kasus korupsi, termasuk FIFA.

Dia melakukan itu dari Brooklyn, wilayah New York yang sama di mana dia mengungkapkan 47 dakwaan dan permintaan ekstradisi terhadap para tersangka yang ditangkap di Swiss.

FIFA sendiri tengah bersiap menggelar pemilihan presidennya Jumat esok di Zurich di mana Sepp Blatter tengah berjuang untuk masa jabatan berikutnya.

"Mereka telah mengorupsi bisnis sepak bola seluruh dunia demi kepentingan mereka dan memperkaya diri mereka sendiri. Mereka melakukan ini berulang-ulang, dari tahun ke tahun, dari turnamen ke turnamen," kata Lynch.

Dia melanjutkan, "Dua generasi pejabat sepak bola menggunakan posisi yang dipercayakan kepada mereka di dalam organisasinya masing-masing untuk mengumpulkan suap dari para pemasar olah raga dengan balasan hak komersial untuk turnamen-turnamen sepak bola mereka."

Lynch, lulusan fakultas hukum Universitas Harvard, berjanji bekerja sama dengan negara-negara lain demi mengakhiri praktik-praktik korupsi semacam itu, membasmi perbuatan jabat, dan mengadili para penjahat.

Lynch berterima kasih kepada para kolega internasionalnya yang mengambil bagian dalam penyelidikan ini, terutama Swiss, dan berjanji menggelar pengadilan yang adil untuk para tersangka setelah mereka diekstradisi ke AS, tempat mereka melakukan kejahatan.

Dia mengatakan para tersangka telah menyalahgunakan sistem keuangan AS dan melanggar hukum AS, dan kami berkeinginan membuat mereka akuntabel.

Lynch ditunjuk sebagai jaksa penuntut di New York oleh presiden Bill Clinton, dan sudah dua kali ada dalam posisi jabatan ini.

Wanita kelahiran North Carolina ini memulai kariernya di sebuah firma hukum New York sebelum ditunjuk menjadi jaksa distrik AS.

Dari 2002 sampai 2007, dia pernah bertugas sebagai penasihat penuntut mahkamah internasional yang menangani genosida di Rwanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara/AFP

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper