Bisnis.com, JAKARTA - Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) mengancam akan menghentikan seluruh kompetisi Liga Spanyol mulai 16 Mei 2015 sebagai bentuk protes atas kebijakan pemerintah.
Dilansir dari Football Italia, rencana menghentikan kompetisi itu sebagai bentuk protes atas kebijakan pemerintah yang mengutip pungutan sebesar 4,55%, penghapusan subsidi tanpa alasan yang jelas dari Kementerian Olahraga Spanyol, serta rencana pemeriksaan pajak di klub liga amatir.
"Tidak adanya rasa menghormati dan pertimbangan kepada badan sepak bola Spanyol, yang telah diabaikan dan dihina oleh Pemerintah Spanyol," tulis pernyataan resmi RFEF dikutip, Kamis (7/5/2015).
Dari berbagai referensi yang diambil, kisruh yang menimpa organisasi sepak bola Spanyol ini bermula dari kurang adanya transparansi pengelolaan keuangan.
Liga Sepak Bola Profesional Spanyol (LFP) menuding RFEF tidak transparan dalam urusan keuangan. Konflik ini melibatkan Presiden RFEF Angel Maria Villar dan Presiden LFP Javier Tebas, dan Menteri Olahraga Spanyol, Miguel Cardenal.
Cardenal meminta RFEF membuka buku pengelolaan keuangan sebagai bentuk transparansi karena mempeoleh subsidi pemerintah sebesar 3 juta euro.
Tak hanya itu, LFP juga menginginkan hal serupa karena merasa sebagai penyandang dana utama di RFEF dengan nilai tak kurang dari 30 juta euro.
Upaya Menteri Cardenal sebagai bentuk mengembalikan dan menegakkan aturan mengenai hak siar liga dan kesepakan lainnya termasuk skema pembayaran yang baru.
Rupanya langkah ini disebut oleh RFEF sebagai bentuk intervensi pemerintah.
Kondisi itu hampir menyerupai Indonesia, ketika adanya upaya pemerintah menata industri sepak bola nasional. Bedanya, di Spanyol LFP dan pemerintah berada di satu komando menentang RFEF.
Jika di Indonesia, PT Liga Indonesia berada di jalur PSSI melawan kebijakan pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
